Not so gentle- birth

Yang saya kutip dari thesaurus, ada beberapa antonim dari gentle , yaitu: crude, rough, troubled, unkind, violent, wild.

Dari beberapa kata tersebut, kiranya tidak seorangpun ibu menginginkan proses kelahiran yang crude, rough, troubled, unkind, violent, wild.

Yang kemudian saya anggap, semua ibu di dunia ini pastinya menginginkan proses kelahiran yang gentle, balmy, bland, calm, clement, delicate, easy, faint, feeble, gradual, halcyon, hushed, imperceptible, lenient, light, low, low-pitched, low-toned, mellow, mild, moderate, muted, peaceful, placid, quiet, sensitive, serene, slight, slow, smooth, soft, soothing, subdued, tender, tranquil, untroubled.

Lalu timbul pertanyaan, emang gentle birth itu yang gimana sih? Yang lahiran dirumah kah? Yang manggil bidan, atau yaudah baca aja buku biar bisa melahirkan dirumah.. toh wanita sudah brojolin anak dirumah sejak berabad silam, natural aja kan.

Mungkin saya akan berkeinginan bertanya balik, oh.. menurutmu begitu? Kata siapa? Ertong yang mana nih junjungan jij?

By all means in bayi tau kapan dia harus keluar, kita hanya perlu mengikuti naluri keibuan yang akan menuntun kita. Itu bener banget, tapi sayangnya.. seringkali naluri itu tidak melulu berupa bayi yang lahir cukup bulan, yang ketuban pecah sendiri, yang ibu ngeden sekali dua kali lalu bayi meluncur dan menangis keras, diikuti plasenta lengkap gelosor setelahnya.

Pada jutaan kasus, naluri keibuan itu datang sebagai inspirasi, agar sang ibu mencari tempat yang aman, terpercaya, dan siap melakukan hal yang diperlukan if things go wrong. Karena ternyata ketika kamu membaca tulisan saya ini, jutaan bayi lahir di dunia sebelum waktunya, atau badannya biru, atau tersedak air ketuban hijau, atau tidak menangis atau plasenta ibu tidak bisa lahir dengan mulus. -Meski sang ibu setiap detik telah memberikan affirmasi positif, sang ayah mendampingi penuh cinta dalam setiap proses, dan komunikasi orang tua dengan si jabang bayi sangat intens sejak dalam kandungan.

Those ugly truth are several reasons, amongst other reasons.. why obstetric science are always improving. Untuk menekan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, bukan karena dunia medis iseng-iseng aja biar rame, duit kincring-kincring πŸ™ŠπŸ™‰πŸ™ˆ

Kalau menurut saya, frasa gentle birth ini mulai misleading, overused, and intimidating. Hal-hal yang awalnya ditujukan untuk menginspirasi, malah menjadi sumber keresahan baru. Wanita yang katanya saling menguatkan, ternyata tetep aja saling julid in disguise.

Jadi boleh ga melahirkan dirumah?

Boleh aja, dengan syarat dalam garis besarnya; bukan kehamilan berisiko tinggi, didampingi bidan bersertifikat&berpengalaman, akses ke RS kurang dr 15 menit untuk darurat, dan sangat tidak disarankan pada kehamilan pertama.

Saya sendiri selalu berencana untuk melahirkan spontan, dengan segala idealisme, persiapan, dan harapan saya. Kurang visioner gimana lagi, dari belum punya pacar aja saya udah minta USG rahim saya gmn keadaannya (turned out i was suspected with PCOS), melengkapi rentetan vaksinasi Hep B dan HPV di masa koas, sampai minum asam folat bahkan sebelum kenal si suami.

Ndilalah pas hamil ternyata dsog saya akhirnya tidak menyarankan partus pervaginam, karena saya punya riwayat cidera vertebrae (fr.kompresi th x-xi-xii), kemungkinan lahir lancar ada, tapi kemungkinan partus macet juga ada, belum lagi nyeri post partum yang bisa menyulitkan saya mengurus newborn.

Apakah persalinan saya minim trauma? Waduh, kalau kata suami saya yang ada disamping saya ikut masuk ke dalam kamar operasi.. Senobanyu itu seperti ditarik paksa dari relung tubuh saya, dia seperti melekat kuat sehingga proses Sectio Caesaria saya seperti turun mesin. Kasar, sulit, dan traumatis. I remember i was scared as hell, holding my husband hand so tight, silently,  feeling like i'm about to die πŸ₯

Ya memang jalannya seperti itu, saya ikhlaskan semua nyeri. Bukan karena saya ibu yang baik, tapi lebih karena yo piye meneh 😜

Emangnya waktu hamil si bayi dalem perut ga diajak ngobrol ya? Ga dibicarain dari hati ke hati? Bayinya belum siap tu keluar, makanya jangan dipaksain. Huft. Ya kyny semua calon orang tua pasti ngajak ngobrol calon bayinya ya sejak dalam perut, pasti juga diajak kemana2 sesuai keseharian sang ibu. Ya karena ya begitulah, kan two in one, y pasti kebawa. Jadi ya ngajak ngobrol, dan ajak kemana2 kyny hal yang biasa tanpa perlu digembar gembor.

Dalam kamar operasi yang dingin, saya bisa IMD, para dokter yang merawat saya support delayed cord clamping, dan Senobanyu berhasil mengalaminya. 20 Desember 2014.

Dengan penjelasan bahwa gentle birth adalah sebuah filosofi, bukan metoda.. maka sebagai manusia berakal-budi, hendaklah tetap berpijak pada bumimu sendiri, dibawah atapmu sendiri. Sesuaikan kemauan dengan kemampuan. Ga usah terlalu ngoyo, yang lahir dirumah sukses ya ada, yang lalu dilarikan ke RS karena perdarahan juga banyak. Pick your battle wisely.

You never have to be perfect.
You just always have to be strong.


Comments

  1. Saya juga SC di kelahiran pertama. Ya mau gimana lagi.. Sounding biar bayinya gampang keuar udah. Apalagi hamil pertama, pasti ada rasa lebih excited dibanding hamil yg ke sekian. Jadi pasti lebih dijaga juga. Berdoa, jangan ditanya lagi. Tapi kalau takdirnya memang harus SC ya gimana lagi. :D

    ReplyDelete
  2. Saya SC baik lahiran pertama dan kedua. Lahiran pertama meski SC sy merasa gentle2 aja.. I was enjoying the moment. Lahiran kedua ketuban pecah dini, jadi ya ada drama2 gitu deh, tp tetep saja so memorable :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts